Selasa, November 30, 2010

School Story #2 "Ulangan yang aneh"

School Story Chapter 2 : Ulangan Yang Aneh


Masih ingat kawan sebangku saya yang punya nama Sugiarto? Yup, unik tapi kalau aku boleh bilang 'gila'. Mungkin karena bergaul dengan dia juga aku ikut terpengaruh sedikit gila juga. Biarlah, yang penting hidupku tak segila pikiranku. Tapi santai saja kawan sampai hari ini aku tak pernah menjadi pasien RSJ. Haha.. ingat kawan, jangan anggap semua anak 1F gila semua ya!

Belajar bahasa dan sastra penuh tawa bersama Bu Yuni yang ceria. Penulis favoritnya adalah N.H Dini. Guru yang satu ini sangat klop dengan temanku itu. Mungkin masih satu genetik kali ya, pengidap gen gaul dan rada gila. Aku saja kadang heran ada ya guru macam ini. Ada dua pesannya, pertama jika kalian bertemu beliau diluar sekolah lebih baik jangan memanggil Ibu atau tante, mbak saja begitu pintanya. Hmm... satu lagi 'peterpan' syndrom, tak mau dianggap lebih tua. Kedua, saat sedang diajar beliau dilarang macam-macam, tak boleh melawan, tak boleh telat dan sebagainya. Jika ada yang melanggar, siap-siap saja "Smack Down!". Haioo... siapa yang sudah pernah dapat hukuman dari beliau??

Kebetulan juga pada masa kami duduk di kelas satu, baru-barulah muncul drama asia. Long Vacation, satu drama asal jepang yang diputar di Indosiar. Ceritanya cukup bagus dibanding melodrama asia yang lainnya. Saking ngefans-nya dengan drama dan juga tokoh-tokoh drama tersebut, Sena dan Minami. Setiap sebelum mulai mengajar, beliau selalu mereview cerita tiap episodenya di depan kelas. Astaga dot com. Hafal amat yak...

Rasanya, mungkin hanya aku yang menyimak beliau bercerita. Karena aku juga nonton drama favoritnya itu. Terkadang aku juga sedikit memberikan koreksi dari apa yang beliau ceritakan. Jikalau ada yang sedikit melenceng maka aku yang meluruskan. Wow?? Siapa sebenarnya yang memfavoritkan drama itu sich?

Suatu ketika di kelas kami diadakan ulangan lisan. Bukan materi-materi pelajaran sosial seperti sejarah atau yang lain. Ini bahasa Indonesia, bisa ditebak apa yang hendak diujikan? Bisa saja tapi agak rumit, karena dalam kesehariannya kami hanya belajar sedikit tentang bahasa dan sastra, membaca dan mengerjakan LKS. Something simple likes that!

Dimulailah ujian lisan bahasa Indonesia hari itu. Agar tak memakan banyak waktu, bergilirlah menghadap sang guru per dua anak alias kawan sebangku. Banyak diantara kawan kami yang sudah kebingungan. Bakal dapat pertanyaan tentang apa gerangan. Nyaris diantara semua yang sudah menghadap terlebih dulu, limbung. Ditanya tentang puisi, pantun dan tetek bengeknya. Atau bahkan tentang bermacam karangan dalam sastra Indonesia. Makin pusing dech... hehe..

Seiring bergulirnya waktu, tibalah giliran kami. Aku dan Sugi pun melangkah maju sembari menghimpun keberanian. Oops, hanya aku saja ternyata yang belum punya keberanian. Lain dengan temanku itu, dengan santainya dia maju. paling yang dipusingkannya cuma jika diberi pertanyaan tantang sastra, mau dijawab apa coba?

Kami pun duduk dengan sedikit ketegangan melanda pikiran. Namun diluar dugaan, kami benar-benar terhenyak dengan pertanyaan ujian lisan itu. Pada awal kami ditanya tentang nama dan nomor absen.

Oh iya, kondisi saat kami diinterogasi itu sudah sangat cair penuh canda tawa. hilang semua cemas, gundah, dan ketegangan menjalani ulangan lisan itu. Itu berkat ulah temanku yang memang benar-benar klop dengan Bu yuni untuk gila-gilaan. Dengan penuh gelak pertanyaan pun dilanjutkan.

"Kalian rumahnya mana?"

"Adipala" cepat jawab temanku itu. Aku pun tak kalah "Maos, Bu.."

"Wah, jauh juga yach.. Naik apa kalian kalau berangkat ke sekolah?"

"Naik bus bu.." jawab kami kompak

"Emang bus apaan?"

Sekonyong-konyong Sugi nyeletuk "Sinar jaya Bu..."

"Syet dah, Gie.. emang SinJay lewat Adipala ya? Ngawur kowe dasar kenthir.."

"Lah emang miki ditakoni apa sich?" tukas kawanku itu.

"Kowe numpak bis apa mangkate ngeneh..."

"Sudah.. sudah... ini ulangan bahasa indonesia, jadi gunakan bahasa sesuai EYD!"

"Iyaa Buuu..'

"Yo wes, kalian silakan kembali duduk, gantian sama yang laen!"

Kami berdua undur ke bangku kami. Dan masih dengan ketidakpercayaan dengan pertanyaan-pertanyaan tadi. Haha.. kami beruntung. Tak harus menjawab dengan bermacam hal tentang sastra dan bahasa Indonesia.

"Bener ora sich nek miki kuwe ulangan lisan??"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar